Tradisi Budaya Jepang – Kyoto merupakan salah satu kota Jepang yang memiliki unsur tradisi sangat kental, bisa dibilang menjadi sisi sebaliknya dari kota Tokyo yang megah dan serba modern, Kyoto hadir untuk para wisatawan atau pengunjung yang ingin merasakan keindahan kehidupan tradisional Jepang, tempat ini juga menjadi rumah berbagai tradisi kuno seperti salah satunya sebuah profesi yang terkenal dan telah disorot dunia yaitu Geisha dan Maiko, tempat ini menjadi salah satu destinasi terpopuler bagi para wisatawan asing.

Mengintip Kehidupan Di Kyoto Yang Kental Dengan Suasana Tradisional
image : mixology.eu

Simak Juga : Kebiasaan Unik Sehari-hari Yang Dapat Kamu Rasakan Jika Tinggal Di Jepang

Tidak hanya para turis asing, sosok Geisha maupun Meiko menjadi sosok yang unik dan menarik perhatian para penduduk lokal, profesi ini telah menjadi mistery sejak ratusan tahun, meski dibilang sebuah profesi yang menyimpan misteri dibaliknya, Geiko dan Meiko hanyalah sejumlah wanita pekerja keras dengan berbagai kondisi. Para Perang Dunia ke-2 berlangsung, Geiko di Kyoto berjumlah kurang lebih 80,000 orang, hingga hari ini mereka diperkirakan hanya tinggal 300 maiko dan geiko saja yang bekerja di distrik Geisha atau dalam bahasa Jepangnya disebut Hanamachi.

Menurut seorang sumber, pada hari ini cukup banyak para geiko dan maiko yang datang dari luar Kyoto, mereka datang pada umur 15 tahun untuk memulai pelatihan mereka sebagai seorang geiko. Maiko biasanya akan dilatih selama lima tahun oleh ibu angkat mereka dalam dunia Geisha yang disebut Okiya, peran ibu ini akan mengatur semua pakaian kimono, perlengkapan rambut, aksesoris dan pakaian yang digunakan oleh Maiko tersebut, selain itu nama baru khusus untuk mereka akan diberikan dan mereka akan memiliki nama yang mirip seperti layaknya saudara kandung.

Mengintip Kehidupan Di Kyoto Yang Kental Dengan Suasana Tradisional
image : citynomads.com

Untuk waktu pelatihan para wanita muda ini menyita cukup banyak waktu dan sedikit lebih bersifat privasi dan tidak dapat dijelaskan, mereka biasanya menghabiskan hari-hari mereka dengan mempelajari shamisen, tarian dan seni klasik Jepang seperti upacara minum teh dan merangkai bunga, dan saat malam hari mereka akan mulai praktek berlatih menghibur para pengunjung yang datang. Tidak seperti Geiko, Maiko harus menggunakan rambut mereka sendiri untuk gaya rambut yang rumit, yang ditetapkan seminggu sekali oleh seorang penata rambut.

Beberapa turis biasanya akan membayar sejumlah biaya pada layanan menjadi seorang Meiko atau Geisha dalam sehari, mereka biasanya akan berjalan-jalan santai di sekitar Gion di siang hari, terutama jika mereka dengan senang hati mau berhenti dan diajak berfoto, rata-rata semua itu adalah seorang turis yang berdandan menjadi seorang Meiko atau Geisha, karena para Meiko atau Geisha asli biasaya akan menolak dan lebih tertutup.

Sekitar pukul 17:45, para Maiko akan terlihat berjalan melalui lorong-lorong Gion seperti seekor kupu-kupu elegan yang keluar dari sarangnya, menuju ke kedai-kedai teh eksklusif di Kyoto untuk memenuhi perjanjian dengan klien mereka.

Peraturan Untuk Melindungi Privasi Geisha

Daya tarik yang meluas membuat Maiko dan Geiko atau Geisha menjadi daya tarik yang besar dalam dunia wisata di Kyoto, namun hal ini juga membawa efek negatif dimana wisatawan domestik maupun asing banyak yang mengejar dan bahkan memberhentikan para Maiko dan Geisha yang sedang melakukan tugas mereka, mungkin hanya terlihat seperti hal sepele dimana para wisatawan meminta berfoto atau memoto mereka tanpa izin, namun hal ini tentunya sangat merugikan privasi seorang Geisha dan Maiko, bahkan sangat menganggu aktivitas mereka karena jumlah wisatawan yang tidak sedikit.

Mengintip Kehidupan Di Kyoto Yang Kental Dengan Suasana Tradisional
image : cnn.com

Oleh karena itu seorang sumber telah menjelaskan jika saat ini para Geiko dan Maiko tidak diperbolehkan berhenti untuk foto ketika mereka masih dalam shift kerja mereka. Mereka harus mengejar waktu dari kedai teh satu ke kedai teh lainnya untuk bertemu dengan klien mereka, mereka tidak bisa terlambat untuk jamuan makan. Selain itu sangat sulit untuk bergerak di jalan-jalan sempit area Gion dengan pakaian khusus dan diberhentikan oleh banyak wisatawan seperti itu tentu sangat merugikan. Ironisnya cukup banyak buku paduan wisata yang mengajarkan cara untuk menemukan Geisha atau Geiko di Kyoto, hal ini yang membuat cukup banyak wisatawan tidak terlalu memperdulikan kondisi dari Geiko atau Meiko itu sendiri.

Karena masalah ini, akhirnya kota Kyoto baru-baru ini telah memberlakukan sebuah peraturan baru yang melarang aktivitas fotografi di lorong-lorong sekitar Hanamikoji dengan denda hingga 10.000 Yen, hal ini juga berlaku untuk mengambil foto tanpa izin di area tersebut.

Dimana Tempat Untuk Melihat Pertunjukan Geisha Di Kyoto?

Mengintip Kehidupan Di Kyoto Yang Kental Dengan Suasana Tradisional
image : tokyoweekender.com

Mungkin banyak yang bertanya-tanya dimanakah tempat untuk melihat para Geisha atau Maiko ini beraksi, untuk mendapatkan pertemuan dengan Maiko atau Geiko secara resmi kamu membutuhkan biaya yang bervariasi, salah satunya di Gion Corner atau Miyako Odori yang keduanya berbiaya 3.000 Yen, dengan ini kamu dapat memiliki kesempatan untuk melihat Geiko dan Maiko di atas panggung dan menampilkan tarian tradisional, tetapi tidak ada interaksi langsung. Teater Maiko menawarkan beberapa paket terjangkau termasuk dengan makan siang dan kesempatan untuk berinteraksi dan mengambil foto dengan seorang maiko.

Untuk sekitar 20.000 Yen per orang, kamu juga dapat berpartisipasi dalam sebuah sesi makan malam berkelompok kecil dengan maiko selama dua jam, selalu dimulai dengan tarian tradisional dan kemudian para maiko akan mengunjungi setiap meja selama beberapa menit sebelum memimpin kelompok ini dalam sebuah permainan interaktif tradisional yang disebut Ozashiki Asobi.

 Tulis Artikel

Like it? Share with your friends!

Kira Nakayama 秋本健太
Currently working at Artforia.

0 Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.