Seni Budaya Jepang – Statistik wisata Jepang memang selalu dipenuhi oleh beberapa tempat populer seperti Tokyo, Osaka, dan Kyoto. Para pelancong dari seluruh dunia sebagian besar selalu akan datang kepada sebuah titik destinasi yang terkenal dan telah banyak terekspos oleh publik, seperti halnya area Harajuku di Tokyo, Namba di Osaka, atau kuil Kiyomizudera di Kyoto. Namun sebenarnya cukup banyak titik-titik destinasi wisata Jepang yang menyimpan sejarah-sejarah dalam yang tidak diketahui atau tidak disadari oleh banyak wisatawan asing. Pada tahun 2019 lalu tercatat jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Jepang mencapai 29 juta jiwa, ini menjadi jumlah yang cukup sukses untuk dunia pariwisata Jepang, namun target terus meningkat dan mereka menetapkan target 40 juta pengunjung untuk tahun 2020 mendatang.

Mempelajari Kesabaran Dan Pentingnya Sumber Kehidupan Dari Hutan Abadi Kuil Meiji Jingu
image : tokyoweekender.com

Simak Juga : Mengenal Sejarah Kuil Sanjusangen-do Yang Menyimpan 1001 Patung

Salah satu sejarah dalam sebuah lokasi wisata populer di Jepang yang tidak banyak disadari oleh wisatawan asing mungkin adalah sejarah dari Kuil Meiji Jingu, yang dibangun untuk didedikasikan kepada Kaisar Meiji dan Permaisuri Shoken pada tahun 1920 silam, kuil dan taman-taman disekitarnya ini menjadi salah sastu tujuan wisata yang populer di negeri sakura saat ini, namun hanya sedikit pengunjung yang mungkin menyadari sebuah fakta menarik dari area ini, yaitu sebuah hutan abadi. Sebuah proyek hutan untuk kuil tersebut diluncurkan pada tahun 1915 ketika saat itu sebagian besar dunia sedang memanas dalam tragedi Perang Dunia I, proyek hutan ini adalah gagasan dari Dokter Seiroku Honda dan Dokter Takanori Hongo.

Mempelajari Kesabaran Dan Pentingnya Sumber Kehidupan Dari Hutan Abadi Kuil Meiji Jingu
image : yokota.af.mil

Mereka ingin menciptakan sebuah hadiah hidup, yang merupakan hadiah untuk generasi masa depan yang tidak dapat dijangkau seumur hidup mereka, karena besarnya visi mereka dan kesabaran yang dibutuhkan, mereka menciptakan hutan ini menjadi dewasa secara alami, tanpa campur tangan manusia yang signifikan, dalam empat tahap yang memakan waktu 50 tahun setiap tahapnya. Sebuah peraturan ketat telah ditetapkan sejak awal, semua pohon yang tumbuh dihutan ini harus disesuaikan dengan iklim dan jenis tanah, mereka mampu berkembang di tengah-tengah asap dan polusi perkotaan yang juga ikut berkembang dari tahun ke tahun. Proyek hutan abadi ini juga direncakan untuk terus terlihat alami dan sesuai dengan kuil yang ada di tengahnya. Pada akhirnya mereka memiliki lebih 80 verietas pohon dan sejumlah tanaman semak.

Panggilan untuk bantuan hadir pada tahun 1916 dengan sebuah sumbangan yang hampir memberikan 100.000 pohon, hingga akhirnya hampir 100.000 pohon dengan 365 spesies yang berbeda, di bawa ke kota-kota lain yang nantinya para relawan lain akan mulai menanam sesuai dengan rencana yang dibangun. Pada hari ini telah menjadi seratus tahun lebih dari awal proyek yang dilakukan dengan kesabaran demi memberikan keindahan dan kedamaian area sekitar dari generasi ke generasi, hutan abadi ini memiliki banyak jenis-jenis pohon mulai dari pohon ek, chinquapin, dan masih banyak lagi. Sehingga lain kali jika kamu menapaki kaki di area hutan ini di Kuil Meiji Jingu, silahkan berhenti sejenak untuk menghargai karya tanpa pamrih dan kesabaran dari dua tokoh Seiroku Honda dan Takanori Hongo, yang sangat jelas memperdulikan masa depan yang jauh.

Source : Tokyoweekender

 Tulis Artikel

Like it? Share with your friends!

Kira Nakayama 秋本健太
Currently working at Artforia.

0 Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.