Wisata Kuliner Jepang – Arus laut Kuroshio berasal dari timur laut Filipina dan mengalir ke utara melalui Laut Cina Timur ke perairan terbuka di Prefektur Kagoshima. Arus ini membawa banyak jenis hewan-hewan laut bersamanya, sehingga menciptakan sebuah area penangkapan ikan yang melimpah di sepanjang garis pantai yang dilalui arus Kuroshio ini. Salah satu jenis makanan laut atau seafood yang diciptakan dari kehadiran arus ini adalah “Chirimen” atau dalam sebutan lainnya dalam bahasa Jepang sebagai “Shirasu” atau ikan teri dalam bahasa Indonesianya.

Sebagian besar ikan-ikan teri ini ditangkap di Teluk Shibushi di Prefektur Kagoshima, karena teluk tersebut dilalui oleh arus tersebut, ikan-ikan kecil ini memiliki ukuran mulai dari 1 hingga 3 cm. Chirimen rebus sangat populer di kalangan masyarakat lokal karena rasanya yang asin dan teksturnya yang lembut.

Simak Juga : Wisata Kuliner Tokyo Mencicipi Sup Kari Kyobashi Dari Sapporo Dominica

Tradisi Menangkap Ikan Di Teluk Shibushi

Tradisi Memancing Dan Kuliner Tradisional Chirimen Di Teluk Shibushi
image : welcomekyushu.jp

Chirimen rebus atau disebut Kama-age Chirimen adalah salah satu hidangan tradisional yang khas dari area selatan Kyushu, hidangan ini dibuat dengan nasi putih yang dikukus kemudian di atasnya ditaruh Chirimen rebus yang telah dibumbui dengan Ponzu (saus jeruk). Rasa Chirimen sedikit asin benar-benar menggugah selera makan, Prefektur Kagoshima menempati urutan nomor dua di Jepang sebagai prefektur yang melakukan penangkapan Chirimen atau Shirasu dan penangkapan ikan di wilayah Teluk Shibaushi sendiri merupakan setengah dari tangkapan di seluruh Kagoshima.

Sebenarnya sebutan “Chirimen” lebih mengarah untuk ikan-ikan muda yang belum dewasa, seperti ikan herring bulat, dan jenis ikan teri serta pilchard Jepang. Nama Chirimen biasanya digunakan masyarakat lokal di daerah Shibushi, yang tercipta sejak dulu karena bentuk hidangannya yang terlihat seperti kain sutra ditumpuk. Chirimen atau ikan teri yang ditangkap di Teluk Shibushi ini dinamai Chirimen “Punggung Putih” yang dianggapn sebagai ikan teri kualitas terbaik, karena rasanya yang tidak pahit, bahkan jika dimakan mentah.

Tradisi Memancing Dan Kuliner Tradisional Chirimen Di Teluk Shibushi
image : welcomekyushu.jp

Pada saat ini sedang dilakukan reklamasi pantai skala besar di Teluk Shibushi sehingga diberlakukan peraturan ketat dalam menangkap ikan-ikan ini, namun kamu masih dapat melihat beberapa kapal nelayan kecil setempat yang terlihat mencari ikan Chirimen. Menurut pernyataan dari Presiden Perikanan Kajiku, Yoshiaki Kajiki. Dulunya masyarakat setempat lebih banyak yang menangkap ikan, layaknya seperti di air tawar, masyarakat sekitar menangkap Chirimen dengan jaring-jaring yang ditebarkan. Saat ini terdapat empat perusahaan besar yang masih terlibat dalam penangkapan ikan Chirimen di Shibushi menggunakan metode penangkapan tradisional.

Kesegaran Adalah Segalanya

Tradisi Memancing Dan Kuliner Tradisional Chirimen Di Teluk Shibushi
image : welcomekyushu.jp

Selain diolah dengan cara yang unik, tingkat kesegaran adalah salah satu hal yang penting bagi ikan Chirimen. Oleh karena itu ikan teri yang baru ditangkap ini biasanya tidak lama akan diolah menjadi sebuah hidangan. Karena ukurannya yang kecil dianggap ikan ini sangat mudah memburuk kualitasnya jika disimpan dalam waktu lama, setelah dicuci dan disortir di pabrik pengolahan, ikan ini akan direbus selama sekitar satu menit dalam air asin. Ikan ini mengalami proses yang disebut Kama-age Chirimen, atau dalam bahasa Indonesianya adalah ikan teri rebus. Mereka kemudian dapat dijemur di bawah sinar matahari sama seperti proses pembuatan ikan teri di Indonesia, mereka menyebutnya Chirimen Jako (ikan teri kering). Chirimen dikenal kaya akan kandungan protein dan kalsium

Tradisi Memancing Dan Kuliner Tradisional Chirimen Di Teluk Shibushi
image : welcomekyushu.jp

Penangkapan ikan Chirimen dimulai setiap tahun pada bulan Maret dan mencapai puncaknya pada bulan April. Musim memancing di musim gugur dimulai pada bulan September dan berlangsung hingga Januari. Pada awal musim, banyak nelayan lokal menangkap ikan sarden yang baru lahir yang disebut “Jami”, yang panjangnya sekitar 1 cm. Selain Chirimen penduduk sekitar juga sering mengkonsumsi Jami yang dibalut dengan Ponzu dan tahu, atau dicampur kedalam masakan nasi goreng.

Berbagai Macam Olahan Masakan Dari Chirimen

Tradisi Memancing Dan Kuliner Tradisional Chirimen Di Teluk Shibushi
image : welcomekyushu.jp

Seperti halnya ikan teri di Indonesia, yang dapat diolah menjadi berbagai masakan atau menjadi bahan tambahan dalam sebuah masakan, Chirimen di Jepang juga diolah menjadi berbagai macam masakan. Terdapat banyak restoran di Shibushi yang menyajikan hidangan yang dibuat dengan Chirimen. Restoran lokal Donya Waka misalnya, yang menyajikan hidangan Chirimen bernama Kajiku Kama-age. Di sini, kamu dapat mencicipi hidangan semangkuk Chirimen dengan 3 rasa pilihan, yang pernah memenangkan kejuaraan masakan di Jepang pada tahun 2010 silam.

Restoran Donya Waka

Jam Buka : 11:00AM-2:00PM, 6:00PM-9:00PM (Tutup Senin)
Alamat : 2-1-14, Shibushi, Shibushi-cho, Shibushi-shi, Kagoshima, 鹿児島県志布志市志布志町志布志2-1-14

Lokasi

Source : Tsunagu Japan

 Tulis Artikel

Like it? Share with your friends!

Kira Nakayama 秋本健太
Currently working at Artforia.

0 Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.