Tradisi Budaya Jepang – Tahukah kamu ternyata di Jepang juga ada selametan atau syukuran untuk para anggota keluarganya yang sudah meninggal. Bukan hanya sekedar mempersembahkan makanan saja tapi ada banyak kegiatan unik yang mereka lakukan. Apa saja itu? Yuk kita simak! artforia.com

Baca Juga : Festival Buruh Merupakan Salah Satu Libur Nasional Negara Jepang

Perayaan Obon berdasar pada kisah Buddha dan muridnya. Alkisah salah seorang dari 10 murid utama Budha, orang suci Mokuren, dengan kemampuan ajaibnya mencoba melihat keadaan kedua orangtuanya. Didapatinya, ibunya telah terlahir kembali ke dunia hantu lapar, tidak bisa makan-minum, bentuknya pun tinggal tulang dan kulit saja. Mokuren tentu saja merasa sangat sedih. Sambil menangis dia datang mengadu kepada Buddha.

Buddha memberi petunjuk kepadanya untuk melakukan sembahyangan arwah dengan sesajen berikut ini agar arwah leluhur dapat diselamatkan dari siksaan neraka. Sesajennya berupa  makanan yg terbuat dari bahan-bahan dari darat dan laut kepada kawan-kawan biksunya pada hari terakhir pertapaan mereka (yang berlangsung selama 90 hari dan berakhir pada pertengahan bulan Juli). Setelah memenuhi perintah dari Shakyamuni, Mokuren menari penuh kegembiraan saat ibunya dan 7 generasi nenek moyangnya dibebaskan dari semua siksaan. Tarian inilah yg kemudian diadopsi menjadi tarian Bon Odori. Dan itulah asal mulanya upacara peringatan arwah Obon.artforia.comPerayaan Obon berlangsung selama tiga hari. Walaupun begitu tanggal awalnya bervariasi pada setiap daerahnya. Adanya perbedaan hari perayaan ini berkaitan dengan pergantian sistem kalender Ten [atau juga disebut sistem kalender lunar] menjadi sistem kalender Gregorian pada tanggal 13 Juli 1873 di awal masa pemerintahan Meiji.

Saat dilakukannya pergantian sistem kalender ini, penduduk Jepang yang tinggal di daerah yang satu dan lainnya menunjukkan reaksi yang berbeda-beda. Tapi akhir-akhir ini, jam penyelenggaraan Obon Matsuri di beberapa tempat yang saling berdekatan mulai diatur supaya waktunya tidak bentrok dan perebutan pengunjung bisa dihindari. Ini disebabkan perayaan Obon di kota-kota sering kesulitan mendapatkan pengunjung. Karena banyak penduduk kota yang pulang kampung untuk merayakan Obon di sana. Bagi orang Jepang, perayaan ini dijadikan sebagai salah satu sarana reuni dengan keluarga yang tinggal di kampung. Mungkin, momen ini sama seperti hari Lebaran di Indonesia, dimana sebagian besar penduduknya melakukan mudik besar-besaran ke kampung halaman.

 Tulis Artikel

Like it? Share with your friends!

Matsuo Taiki 松尾大輝
Kyary pamyu pamyu fans, Hard gamer, Blogger, And Love Art and Fashion especially about Japan. #StayPositive

0 Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.