Seni Budaya Jepang | Artforia.com
Image : Pinteres.com

Seni Budaya JepangKeberadaan dukun ternyata bukan hanya di Indonesia, di Jepang pun ada dukun. Para dukun tersebut, dalam bahasa orang setempat biasanya disebut Itako. Itako adalah dukun atau medium yang secara tradisional telah dilakukan oleh para wanita tua yang buta atau penglihatannya terganggu yang dipanggil oleh orang-orang yang telah ditinggalkan anggota keluarganya untuk berkomunikasi dengan yang telah mati. Mereka memeluk agama rakyat dan berbagai tradisi animisme tetapi juga menyerukan dewa-dewa Buddha dan Shinto untuk meminta bantuan.

Baca Juga : Salah Satu Festival Shinto Terbesar Di Jepang Kanda Matsuri
Seni Budaya Jepang | Artforia.com
Image : Pinterest.jp

Setiap itako biasanya memiliki dewanya sendiri-sendiri. Dalam menjalankan praktiknya, mereka juga dibantu dengan busur bersenar atau manik-manik. Alat tersebut digunakan untuk memanggil para dewa. Karena pakaiannya compang-camping kerap kali mereka dianggap pengemis. Menurut sejarahnya, dulunya itako merupakan orang biasa yang kemudian bepergian bersama yamabushi atau para pemimpin religi Jepang. Kebanyakan diantara mereka hidup secara nomaden alias berpindah-pindah.

Jarang sekali ada yang menetap disatu tempat. Bila Anda ingin melihat seorang itako beraksi menunjukkan segala kemampuannya dalam berkomunikasi dengan makhluk gaib, pada bulan Juli pergilah ke kuil Entsuji yang merupakan sebuah kuil di dekat sebuah danau kawah Osorezan yang biasanya menggelar festival selama empat hari untuk menampilkan para itako yang berkomunikasi dengan orang mati. Selama festival tersebut kejadian aneh terjadi. Dimana ada antrian orang-orang yang ingin bertemu dengan leluhurnya yang sudah mati. Merekapun diwajibkan membayar sebanyak 3000 yen per 30 menitnya.

Seni Budaya Jepang | Artforia.com
Image : Pinterest.jp

Tiap-tiap itako memiliki kelebihannya masing-masing. Seorang itako biasanya mulai menyadari kekuatannya dari hal yang terkecil terlebih dahulu seperti bencana alam dan kecelakaan di sekelilingnya. Seorang itako juga diwajibkan untuk “magang” terlebih dahulu selama 5-7 tahun. Itako muda biasanya mulai belajar tentang kitab suci dengan telinganya. Seorang calon itako yang dianggap telah sempurna ilmunya dan bersiap menjadi itako yang sejatinya diharuskan melakukan program inisiasi. Setelah proses inisiasi tersebut, seorang itako sudah harus berhenti mengkonsumsi dan menikmati berbagai kenikmatan duniawi seperti berhenti makan gandum, garam dan menghindari panas buatan.

 Tulis Artikel

Like it? Share with your friends!

Aziz Hakim S

Awalnya tidak mengenal tentang Jepang, karena kebudayaan yang unik, saya jadi mencintainya.

0 Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.