Legenda Sakaki Pohon Suci Agama Shinto Di Jepang
Image : Pinterest.jp

Seni Budaya Jepang – Di agama Shinto di Jepang, alam merupakan sesuatu yang disucikan. Untuk dapat berhubungan dengan alam artinya dapat berdekatan dengan Tuhan. Objek alam dipuja sebagai roh suci (disebut kami). Terutama pohon Sakaki atau memiliki bahasa latin Cleyera japonica ini.

Baca Juga : Terowongan Tua Penuh Misteri Okuzurekaigan Prefektur Shizuoka

Pohon sakaki adalah pohon rimbun dengan daun hijau yang ditemukan di dalam mitologi, literatur dan ritual sakral di Jepang. Saat musim semi, pohon Sakaki mengeluarkan wewangian dengan bunga putih yang berguguran diikuti dengan munculnya buah berbentuk kecil merah tua. Pohon ini tumbuh di bagian bersuhu hangat di Jepang, Korea maupun Cina.

artforia.comKojiki (kitab kuno) adalah catatan yang sangat bernilai bagi agama Shinto dan diperkirakan berasal dari abad ke-8. Berdasarkan tulisan dan referensi lain dari mitologi Jepang, pohon Sakaki ini memiliki peran yang signifikan di kisah penciptaan Jepang.

Dikisahkan pada jaman dahulu hidup pasangan suci bernama Izanagi dan Isanami yang membuat pulau Jepang dan anak-anak mereka menjadi dewa-dewa di berbagai klan orang Jepang. Anak perempuan mereka, Amaterasu (Dewi yang bersinar nan agung) lahir dari mata kiri sang ayah yang akhirnya menjadi Dewi Matahari. Dari dewi inilah para keluarga kekaisaran Jepang mengakui mereka berasal.

Saudara laki-lakinya Susanoo sebagai dewa badai di beri tugas untuk memimpin lautan, namun sebelum pergi Susanoo menghancurkan sawah-sawah dan menyebabkan tempat tinggal Amaterasu porak poranda. Karena merasa kesal dan marah, Amaterasu akhirnya pergi ke suatu goa dan menutup diri. Hal ini yang menyebabkan dunia menjadi gelap gulita.

Untuk memancing Amaterasu keluar dari persembunyiannya, para dewa akhirnya membawa pohon Sakaki bercabang 500 dari Gunung Kaga di surga untuk diletakkan di depan pintu goa yang ditinggali Amaterasu.

artforia.com
Image : Pinterest.com

Di bagian atas cabang pohon Sakaki dipasang 500 permata, dibagian tengah diletakkan cermin dengan tinggi delapan kaki dan di bagian bawah pohon di letakkan berbagai persembahan. Para dewa kemudian membuat kegaduhan dan bersenang-senang di luar goa. Amaterasu merasa penasaran mengapa para dewa masih bisa bersuka cita padahal dunia sedang gelap gulita.Dari luar para dewa mengatakan bahwa di sana terdapat dewi yang lebih bersinar dari diri Amaterasu.

Merasa sangat penasaran dengan pesaingnya maka Amaterasupun keluar dan melihat pantulan dirinya dari cermin yang terpasang di pohon sakaki. Sebelum menyadari dirinya dijebak, para dewa melempar shimenawa atau tali suci dari jerami sebelum pintu goa tertutup. Akhirnya dunia pun kembali terang dan kehidupan terus berlanjut.

Amaterasu dipuja di Kuil Besae Ise yang merupakan kuil utama di Jepang. Dewi ini dimanifestasikan dalam cermin yang merupakan salah satu dari tiga harta kekaisaran Jepang. Pohon Sakaki sendiri di letakkan di shinno-mihashira . Berbagai upacara keagaaman Shinto menggunakan pohon Sakaki dalam ritualnya. Dalam upacara pita suci yang disebut gohei, menggantung tali jerami suci atau ranting dari pohon suci sakaki digunakan untuk memanggil keberadaan roh suci.

Gohei juga dikenal dengan sebutan Oho-nusa atau persembahan suci dan tetap digunakan dalam berbagai upacara keagamaan penting di Jepang. Oho-nusa memakai dua tongkat yang dikaitkan berdampingan dan disambung dengan jerami dan beberapa potongan kertas. Satu tongkat tersebut dibuat dari kayu pohon sakaki dan yang lainnya dari bambu. Selain itu, simbol pemujaan di wilayah Izumo yang melibatkan daun sakaki diikatkan di atas spanduk-spanduk doa yang disebut nobori. Di kuil Izumo terdapat banyak nobori yang menghiasi wilayah kuil dengan warnanya yang putih

 Tulis Artikel

Like it? Share with your friends!

Matsuo Taiki 松尾大輝
Kyary pamyu pamyu fans, Hard gamer, Blogger, And Love Art and Fashion especially about Japan. #StayPositive

0 Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.