Seni Budaya Jepang – Kyoto menjadi salah satu kota yang memiliki sejarah paling terkenal di Jepang, sebagai ibukota Jepang ketika dahulu Kyoto memang menyimpan sangat banyak sejarah-sejarah menarik dari jaman kerjaan dari era ke era. Banyak festival dilaksanakan disini oleh karena itulah Kyoto juga menjadi salah satu destinasi wajib bagi para wisatawan ketika berlibur ke Jepang. Salah satu festival besar yang ada di Kyoto adalah Aoi Matsuri.

Menurut catatan yang ada Aoi Matsuri merupakan sebagai festival tertua yang terus berjalan di dunia. Tercatat festival ini berasal dari abad ke-6. Aoi Matsuri memulai sebagai cara untuk memohon kepada para dewa Kamo, yang dipercata sebagai pengatur guntur dan cuaca, setelah serangkaian badai parah menyebabkan kelaparan dan penyakit di Jepang. Festival ini berlangsung di Kuil Shimogamo.

Simak Juga : Festival Tenno Tanjobi Merupakan Hari Ulang Tahun Kaisar Jepang

Festival Penuh Sejarah Aoi MatsuriMenurut catatan sejarah kuno yang dikenal sebagai Nihon Shoki, festival tersebut berasal pada masa pemerintahan Kaisar Kinmei (CE 539 – 571). Catatan kuno yang dikenal sebagai Honchō getsurei (本 朝 月 令) dan NenchÅ«gyōji hissho (å¹´ 中 行事 秘 抄) mengungkapkan bahwa serangkaian bencana hujan dengan angin kencang merusak panen gandum, dan wabah menyebar di seluruh negeri. Lalu para peramal kala itu menyatakan bencana tersebut merupakan sebuah hukuman dari dewa Kamo, akhirnya Kaisar mengirim utusannya untuk pergi mengunjungi kuil dan melakukan berbagai tindakan untuk menenangkan para dewa, salah satunya adalah berdoa untuk hasil panen yang baik.

Ini menjadi ritual tahunan, dan dari atraksi menunggang kuda menjadi panahan berkuda. Menurut catatan sejarah yang dikenal dengan nama Zoku Nihongi (続 日本 記), begitu banyak orang yang datang untuk melihat pertunjukan berkuda ini pada hari festival di tahun ke 2 pemerintahan Kaisar Monmu (tahun 697-707) festival ini juga sempat dilarang ketika itu. Pada abad kesembilan, Kaisar Kanmu mendirikan kursi takhta kekaisaran di Kyoto. Ini merupakan awal periode Heian dalam sejarah Jepang. Kaisar Kanmu mempercayai dewa-dewa kuil Kamo sebagai pelindung ibukota Heian, dan mendirikan Aoi Matsuri sebagai acara kekaisaran tahunan.

Festival Penuh Sejarah Aoi MatsuriFestival Penuh Sejarah Aoi MatsuriFestival ini melihat puncak kemegahannya di tengah Periode Heian, namun ini berkurang pada masa Kamakura dan periode Muromachi setelahnya, dan saat bangsa memasuki periode Sengoku, prosesi festival pun dihentikan. Di era Genroku (1688-1704) periode Edo, festival ini kembali meriah, namun pada tahun kedua periode Meiji (1869), ketika ibukota dipindahkan dari Kyoto ke Tokyo, pelaksanaan prosesi festival juga diberhentikan. Di Meiji-17 (1885), kembali dihidupkan sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk meramaikan kota Kyoto. Semua kecuali ritual di depan kuil tersebut dihentikan pada tahun 1944, karena adanya Perang Dunia II. Akhirnya, prosesi festival mulai diadakan lagi dari tahun 1953. Tradisi putri festival Saiō-Dai dimulai pada tahun 1956. Festival ini telah disebut festival Aoi untuk daun hollyhock yang digunakan sebagai hiasan sepanjang perayaan. Daun ini pernah dipercaya untuk melindungi dari bencana alam.

Aoi Matsuri (葵 祭) adalah salah satu dari tiga festival paling terkenal di Kyoto (bersama dengan Gion Matsuri dan Jidai Matsuri) dan berlangsung setiap 15 Mei. Atraksi utama festival ini adalah sebuah parade besar di Kyoto, di mana lebih dari 500 orang berpakaian di Gaya aristokrat Periode Heian (794-1185) berjalan kaki dari Istana Kekaisaran ke Kuil Kamo. Aoi adalah bahasa Jepang untuk daun Hollyhock, dan festival ini dinamai sesuai daun Hollyhock yang dipakai oleh anggota prosesi.

Festival Penuh Sejarah Aoi MatsuriUntuk lebih jelasnya mengenai festival ini pawai akan dimulai jam 10.30 di gerbang selatan Istana Kekaisaran, dan melintasi sungai di depan Kuil Shimogamo pada jam 11:15. Upacara dilakukan di dalam kuil selama sekitar dua jam sebelum prosesi berangkat ke Kuil Kamigamo, di mana kepala parade tersebut tiba sekitar pukul 15.30. Melihat seluruh prosesi berlalu, dari awal sampai akhir, memakan waktu sekitar satu jam.

Tempat duduk berbayar tersedia di Imperial Palace dan kedua Kuil Kamo. Bila anda datang tanpa memesan kursi, disarankan untuk datang lebih awal jika Anda ingin melihat parade di Istana Kekaisaran atau Kuil Kamo. Tetapi melihat pawai pada jalan kota biasanya tidak seseru pawai yang ada dikuil Kamo dan Imperial Palace, festival ini akan dipenuhi orang-orang terutama ketika parade dimulai. Pada hari-hari sebelum festival, acara-acara kecil diadakan di tempat-tempat suci, seperti pacuan kuda dan pemurnian Saio dan para pelayannya.

 Tulis Artikel

Like it? Share with your friends!

Kira Nakayama 秋本健太
Currently working at Artforia.

0 Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.