Seni Budaya Jepang – Negara Jepang tampaknya diselimuti oleh sebuah stereotip yang tidak seperti negara lain, dari sosok mesin penjual otomatis hingga toilet yang bisa berbicara, rasa malu orang Jepang hingga budaya-budaya subkultur mereka yang eksentrik dan tidak biasa. Di tengah-tengah image Jepang sebagai negara yang penuh dengan keunikan dan hiburan, Artforia akan memberikan salah satu contoh stereotip yang lebih umum terhadap Jepang yaitu sikap masyarkat Jepang yang baik dan sopan.

Beberapa Alasan Tentang Stereotip Sikap Masyarakat Jepang
image : verywellmind.com

Simak Juga : Perkembangan Seni Dan Kerajinan Dari Zaman Paleolitik Hingga Modern Di Jepang

“Orang Jepang Sangat Baik” – Darimana Datangnya Stereotip Tersebut?

Cukup banyak turis-turis asing yang mengatakan dan berkomentar “Orang Jepang sangat baik”, ketika mereka berlibur di Jepang. Mungkin hal ini cukup bertolak belakang melihat sejarah Jepang yang sempat ikut serta dalam tragedi Perang Dunia, namun kenyataan asli dari sikap dan budaya Jepang memang membentuk kepribadian yang baik, salah satu alasannya adalah konsep “Omotenashi” yang juga dapat diterjemahkan menjadi “Keramahan”, meskipun arti kata tersebut tidak cukup untuk menjelaskan semua tentang Omotenashi. Dapat lebih dijelaskan menjadi kebaikan tulus untuk para tamu, ini juga menjadi mata yang tajam untuk kesadaran diri dan upaya untuk selalu bekerja keras.

Pola pikir ini memberikan efek yang sangat nyata kedalam kehidupan masyarakat Jepang, ini bisa dijelaskan ketika kamu kehilangan dompet di Jepang, kemungkinan itu tidak dicuri tetapi dikembalikan ke kotak polisi terdekat. Situasi ini sering dialami para pengunjung asing dan menjadikannya sebagai stereotip positif tentang Jepang. Tetapi memang kebaikan atau prinsip pola pikir ini tidak selalu terikat pada situasi atau orang-orang tertentu, meski begitu sebagian besar masyarakat Jepang berhasil menunjukannya.

Keterbatasan Dibalik Komunikasi

Cukup banyak turis-turis asing yang membagikan pengalamannya ketika mereka tersesat dan memutuskan untuk meminta bantuan orang yang lewat di Jepang, mereka mendapatkan bantuan yang ramah dan sangat menolong meskipun sebagian besar masyarakat Jepang tersebut terhalang oleh hambatan bahasa, pengalaman positif ini tidak jarang didapatkan para turis ketika berlibur di negeri Sakura.

Pola Pikir Yang Berbeda Diantara Masyarakat Jepang

Jika melihat orang Jepang yang membantu para turis asing dengan sigap, mungkin akan berbeda ketika kamu melihat antara kedua orang Jepang yang berinteraksi, karena pola pikir yang dimiliki oleh banyak orang Jepang dalam kehidupan sehari-hari diwakili oleh pemikiran seperti “bagaimana saya caranya agar saya tidak menyulitkan orang lain”, oleh karena itu kamu bisa melihat bagaimana masyarakat-masyarakat Jepang dapat memahami kesulitan antar sesama meskipun tanpa bertanya. Pola pikir mereka yang tidak ingin melibatkan banyak orang atau menyulitkan banyak orang terkadang juga menjadi pisau bermata dua yang menyulitkan mereka sendiri.

Tatemae – Alat Masyarakat Jepang Untuk Membuat Kebaikan Dan Menghormati Sesama

Prinsip Tatemae terbilang cukup unik dimana cara kerjanya adalah, masyarakat Jepang lebih mengutamakan kepentingan bersama atau publik ketimbang keingingan atau ambisi personal, oleh karena itu cukup sedikit masyarakat-masyarakat Jepang yang mengunkapkan keluhan atau protes atas sebuah hal atau keputusan, sebenarnya prinsip ini juga bisa sangat membebani mereka dengan tekanan mental, prinsip ini juga dapat dilihat dengan seringnya masyarakat Jepang merayakan sesuatu dengan bersama seperti pesta minum dan aneka ragam festival.

Beberapa Alasan Tentang Stereotip Sikap Masyarakat Jepang

 Tulis Artikel

Like it? Share with your friends!

Kira Nakayama 秋本健太
Currently working at Artforia.

0 Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.